Senin, 06 November 2017

LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS

PENGEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI
KEGIATAN MENCETAK PADA KELOMPOK BERMAIN AL -IKHLASH LUMAJANG
TAHUN PELAJARAN 2017 - 2018











OLEH :
SRI NURHANIK ATUL CHOIRO
NIM. 837562479
NO. ABSEN 17


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ JEMBER - PROGRAM S1 PG PAUD
POKJAR DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN LUMAJANG
2017.2
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN

PENGEMBANGAN KOGNITIF ANAK MENGENAL MACAM - MACAM PAKAIAN PADA KELOMPOK BERMAIN AL – IKHLASH KECAMATAN KABUPATEN LUMAJANG

Telah Disyahkan dan Diketahui oleh Tutor / Pembimbing

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIT PROGRAM PEMBELAJARAN JARAK JAUH (UPBJJ)
UNIVERSITAS JEMBER

Oleh :


Nama :  SRI NURHANIK ATUL CHOIRO
Nim :  837562479
Tempat Penelitian :  KB Al – Ikhlash Lumajang
Waktu Penelitian :  Senin, 16 Oktober 2017



Lumajang, 26 Oktober 2017

Menyetujui / Mengesahkan
Tutor




Dra. Suwarti Yani Fatimah, M. Pd
Mahasiswa 




Sri Nurhanik Atul Choiro
NIM. 837561216

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah Peneliti ucapkan Kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga Peneliti mampu menyelesaikan penyusunan laporan dan analisis ini tepat pada waktunya. Penyusunan laporan ini di susun sebagai tugas akhir untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan pada Program S 1 PG PAUD pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka (UT).
Dalam menyelesaikan tugas ini peneliti banyak menemui kesulitan - -kesulitan dalam menyusunnya, namun bimbingan dan masukan serta bantuan dari berbagai pihak, maka kesulitan-kesulitan dapat teratasi. Oleh karena itu peneliti menyampaikan banyak terima kasih kepada : 
1. Kepala UPBJJ UT Jember;
2. Pengelola Pokjar Kabupaten Lumajang;
3. Ibu Dra.Suwarti Yani Fatimah, M.Pd selaku tutor pembimbing Mata Kuliah Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini yang telah membimbing clan mengarahkan pengetahuan dalam bentuk materi perkuliahan sehingga penelitian penulis dapat terlaksana. ;
4. Kepala Sekolah beserta dewan guru KB Al - Ikhlash Lumajang yang telah memberi waktu pada penulis untuk melaksanakan penelitian di KB Al - Iklhas Lumajang.
5. Keluarga tercinta yang telah memberikan kesempatan penulis untuk menyelesaikan laporan ini, bantuan yang diberikan baik materil ataupun spritual;
6. Teman-teman seperjuangan, yang saling memberi semangat dalam menyelesaikan tugas akhir;
7. Serta semua pihak yang telah membantu terselesainya laporan ini.
Harapan Peneliti mudah-mudahan laporan ini bermanfaat bagi kita semua sebagai insan pendidikan yang tahu karakteristik Anak Usia Dini.
Lumajang, 16 Oktober 2017
Penulis

DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL i
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian 1
B. Fokus Penelitian 3
C. Tujuan 4
D. Manfaat 4
BAB II LANDASAN TEORI
A. Motorik halus 5
B. Pengertian Mencetak 6
C. Teknik Mencetak 6
BAB III METODE PENELITIAN
A. Subjek penelitian 8
B. Metode Penelitian 8
C. Instrumen Penelitian 8
BAB IV ANALISIS DATA
A. Tabulasi Data 9
B. Aalisis Kritis 12
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 13
B. Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 14
LAMPIRAN – LAMPIRAN 15



LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS

Judul Penelitian : Analisis Kegiatan Pengembangan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Mencetak pada Kelompok Bermain Al Ikhlash Lumajang
Waktu Pelaksanaan : Senin, 16 Oktober 2017
Tempat Penelitian : KB Al – Ikhlash Lumajang


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian
Program pendidikan pada KB merupakan wahana pendidikan anak usia dini untuk membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang diperlukan anak dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya, sekaligus untuk mempersiapkan anak memasuki pendidikan selanjutnya.
Kelompok Bermain Al - Ikhlash Lumajang didirikan pada tanggal 9 Oktober 1993 di bawah naungan Yayasan pendidikan Al - Ikhlash Lumajang terbentuk diawali oleh berdirinya TK Al - Ikhlash Lumajang pada tahun yang sama. Kelompok Bermain Al - Ikhlash berdiri atas tuntutan masyarakat yang menginginkan adanya pendidikan pra TK. Pendirian Kelompok  Bermain Al - Ikhlash tercantum dalam Surat Keputusan Yayasan No. SKEP .01/Y AL I/VII/1993 tanggal 31 Juli 1993.
Kelompok Bermain Al - Ikhlash Lumajang mempunyai visi dan misi sebagai berikut :
Visi : Membentuk generasi anak usia dini yang ceria, mandiri, dan berkarakter islami.
Misi :
- Bermain sambil belajar dengan penuh keceriaan melalui bimbingan guru sebagai orang tua di sekolah 
- Mengembangkan kemampuan intelektual sebagai apresiasi pengembangan diri untuk lebih kreatif dan breprestasi.
- Melatih anak untuk bersosialisasi dengan lingkungan agar mandiri mengikuti kemajuan zaman untuk mendukung keberhasilan anak kejenjang pendidikan selanjutnya Melatih, mengembangkan motorik kasar dan halus serta seni.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu pembinaan yang di tujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Kelompok bermain sering disingkat dengan KB, yaitu bentuk pendidikan non formal yang menyediakan layanan pendidikan bagi anak usia 2-4 tahun. KB berfungsi untuk membantu meletakkan dasar-dasar kearah perkembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang di perlukan bagi anak dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya (Direktorat PAUD, 2006).
Anak-anak merupakan bagian dari kehidupan kita, anak adalah subjek didik dalam pendidikan anak usia dini, artinya sebagai pelaku utama dalam pendidikan ini, para ahli memiliki pandangan dan pendapat yang berbeda mengenai anak satu dengan yang lainya, bahkan pandangan menentukan cara perlakuan yang bersangkutan dalam mendidik anak. Banyaknya perlakukan yang kurang tepat atau bahkan cenderung salah terhadap anak lebih banyak diakibatkan oleh kekurangan pengetahuan kita terhadap anak.
Kegiatan mewarna merupakan kegiatan yang mempunyai kaftan dengan kemampuan-kemampuan memilih warna serta melatih motorik halus anak. Motorik halus anak ini akan menjadi dasar kemampuan yang sensitif anak terhadap gejala-gejala yang melingkupi kehidupan anak baik masa anak-anak maupun setelah dewasa yang berkaitan dengan ketelitian berkarya, mereka akan mudah dan cepat tanggap terhadap apa yang terjadi pada lingkungan di sekelilingnya, sehingga mereka akan terampil menyesuaikan diri dalam merespon gejalanya. Kemampuan tersebut hares dikembangkan agar kelak dapat menunjang kegiatan skolastik mereka.
Mengingat bahwa untuk mengembangkan motorik halus anak bukanlah suatu kegiatan yang mudah, maka kegiatan itu haruslah menarik dan menyenangkan serta dapat mengembangkan kreatifitas anak. Maka dari itu penulis melaksanakan observasi pengamatan di Kelompok Bermain Al Ikhlash Lumajang pada tanggal 16 oktober 2017. Pada kegiatan pengembangan motorik halus anak melalui kegiatan mencetak terlihat anak masih belum fokus pada pembelajaran yang diajarkan guru.

B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas dan setelah dilakukan observasi penelitian di Kelompok Bermain Al - Ikhlash Lumajang maka penelitian ini berfokus pada “Pengembangan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Mencetak”.

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan : 
1. Mengumpulkan data mengenai :
a. Alasan pendidik melakukan kegiatan "Bercerita Menggunakan Buku Cerita".
b. Tujuan pendidik melakukan kegiatan tersebut.
c. Kebijakan yang mendukung pendidik melakukan kegiatan tersebut.
2. Membuat analisis kritis (critical analysis) mengenai kegiatan tersebut.

D. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas dan setelah dilakukan observasi penelitian di Kelompok Bermain Al - Ikhlash Lumajang maka penelitian ini berfokus pada “Pengembangan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Mencetak”
E. Tujuan Penelitian 
Tujuan Penelitian ini adalah :
1. Mengumpulkan data mengenai perkembangan motorik halus anak kelompok bermain Al – Ikhlash Lumajang melalui kegiatan mencetak.
2. Evaluasi hasil belajar anak kelompok Bermain Al – Ikhlash Lumajang dalam hal motorik halus melalui kegiatan mewarna. 
3. Untuk menganalisis kegiatan tersebut sesuai apa yang telah dipelajari dan diberikan pada mata kuliah analisis kegiatan pembelajaran anak usia dini.

F. Manfaat Penelitian 
1. Bagi Penulis
Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis suatu kegiatan di lembaga PAUD. 
2. Bagi Guru
Memberikan masukan terhadap kegiatan pengembangan motorik halus anak dengan kegiatan mencetak. 
3. Bagi Orang Tua 
Memberikan pengetahuan kepada orang tua tentang perkembangan motorik halus anak pada Anak Usia Dini khususnya Kelompok Bermain. 












BAB II
LANDASAN TEORI

A. Motorik Halus
Kematangan sistem syaraf di otak turut mengatur pertumbuhan otot sehingga memungkinkan berkembanganya kompetensi atau ketrampilan motorik anak. Keterampilan motorik anak di bagi menjadi 2 jenis yaitu motorik kasar dan motorik halus. Motorik halus merupakan gerakan yang hanya membutuhkan otot-otot kecil dan tidak memerlukan tenaga yang besar seperti menulis, mengunting, melipat, mewarnai, menempel, meronce dan sejenisnya (Hurlock,1987).
Pestalozzi berpandangan bahwa anak pada dasamya memiliki pembawaan yang baik, pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada anak berlangsung secara bertahap dan berkesinambungan.
Pandangan Montesori tentang anak tidak terlepas dari pemikiran Rouseau dan pestalozzi yang menekankan pada pentingnya kondisi lingkungan yang bebas dan penuh kasih sayang agar potensi yang dimiliki anak dapat berkembang secara optimal.
Pamela Couglin(1997) menemukan karakteristik seni anak dilihat dari sudut pandang perkembangannya menyatakan bahwa pada anak usia 3-4 Tahun anak mulai mengasosiasikan garis dan bentuk dengan benda¬benda nyata ada perubahan dari coret-coretan yang digoreskan kedalam suatu bentuk gambar, seni di tentukan lebih banyak oles segala sesuatu yang nyata dan kegiatan kinestetik dari pada penglihatan.
Gerakan motorik halus apabila gerakan hanya melibatkan bagian¬bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil seperti keterampilan menggunakan jari jemari dan gerakan pergelangan tangan yang tepat. Oleh kama itu, gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat, oleh karena itu koordinasi mata dan tangan sudah semakin baik maka anak dapat mengurus dirinya sendiri dengan pengawasan orang dewasa.
Semakin baiknya gerakan motorik halus anak membuat anak dapat berkreasi, seperti mewarnai, mengunting menempel mengambar gambar sederhana, menganyam kertas serta menajamkan pensil dengan rautan pensil, namon tidak semua anak memiliki kematangan untuk menguasai kemampuan ini pada tahap yang sama.
Dalam melakukan gerakan motorik halus anak juga memerlukan dukungan keterampilan fisik lain serta kematangan mental, misalnya memerlukan keterampilan mengerakkan pergelangan dan jari jari tangan anak juga memerlukan kemampuan kognitif yang memungkinkan terbentuknya sebuah gambar.

B. Pengertian Mencetak
Proses mencetak adalah proses memindahkan bentuk atau tekstur suatu objek pada permukaan kertas atau bahan lainnya. Objek yang akan dicetak dapat dilapisi cat dengan menggunakan kuas, dicelup ke dalam cat atau ditekan pada bantalan cetak. Jenis objek yang dapat digunakan sebagai alat cetak (acuan cetak) ada banyak variasinya, seperti mencetak dengan penampang buah (belimbing, jeruk) dan potongan pelepah pisang, dan biji-bijian, mencetak dengan cetakan kue, mencetak dengan kardus gelombang, mencetak dengan spons, dan mencetak dengan balok-balok kayu. Kemudian menurut Astuti, dkk (2014:9) seni grafis adalah cabang seni rupa yang proses pembuatan karyanya menggunakan teknik cetak, biasanya dilakukan di atas kertas, kecuali pada teknik monotipe, prosesnya mampu menciptakan salinan karya yang sama dalam jumlah banyak, ini disebut dengan proses cetak.

C. Teknik Mencetak
Ada beberapa teknik cetak yang biasa dipakai untuk membuat karya seni grafis, di antaranya adalah cetak tinggi, cetak dalam, cetak datar, dan cetak saring (sablon). Menurut Astuti, dkk (2014:10) bahwa 1) cetak tinggi (relief print) adalah proses cetak dengan menggunakan permukaan timbul/menonjol. Pada cetak tinggi huruf-huruf teks dan gambar-gambar memiliki posisi yang lebih tinggi daripada unsur-unsur yang tidak mencetak. Dalam cetak tinggi yang terkenal adalah seni cukil kayu, 2) cetak dalam (intaglio) adalah teknik cetak dengan prinsip penggoresan gambar ke atas permukaan. Biasanya menggunakan pelat tembaga atau seng sebagai bahan acuan utama. Teknik cetak ini termasuk yang paling rumit sehingga membutuhkan konsentrasi tinggi, 3) cetak datar adalah teknik mencetak yang mengambil gambar dengan cara meratakan cat pada sebuah bidang datar yang tidak meresap cat, seperti kaca, plastik, logam, dan keramik dengan satu kali cetakan, 4) cetak saring (sablon) adalah proses pencetakan dengan menggunakan alat penyaring. Bagian acuan cetaknya merupakan bidang tembus tinta sehingga ketika tinta ditekan, tinta dapat berpindah ke atas bidang cetak.
Kegiatan mencetak menggunakan bahan alam ini dapat meningkatkan perkembangan motorik halus anak, menurut Muhibbin (dalam Samsudin 2008:10) motorik diartikan sebagai istilah yang menunjukkan pada hal, keadaan, dan kegiatan yang melibatkan otot-otot juga gerakannya, demikian pula kelenjar-kelenjar juga sekresinya (pengeluaran cairan/getah). Secara singkat, motor dapat pula dipahami sebagai segala keadaan yang meningkatkan atau menghasilkan stimulasi/rangsangan terhadap kegiatan organ-organ fisik.
Selain bertujuan mengenalkan bahan yang ada di lingkungan anak, guru juga bisa membuat pembelajaran semakin menarik dengan cara menambah pewarna pada media bahan alam tersebut kemudian dicetak pada kertas atau buku gambar. Selain caranya mudah, anak-anak tentunya akan tertarik dan perkembangan motorik halusnya pun akan berkembang dengan baik. Mengembangkan motorik halus anak bisa melalui kegiatan yang berhubungan dengan seni seperti mencetak, mencampur warna, dan lain sebagainya. Melalui metode demonstrasi guru akan lebih mudah memberi pembelajaran kepada anak, karena guru secara langsung dapat mempraktekkan dan dilihat langsung oleh anak-anak. Sehingga anak akan lebih mudah belajar dan lebih antusias serta tertarik mengikuti pembelajaran. Berdasarkan keunggulan tersebut dapat dipastikan perkembangan motorik halus anak meningkat, mengingat kegiatan pembelajaran di TK diselingi dengan kegiatan yang menyenangkan.




BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah anak-anak, pendidik dan pimpinan Kelompok Bermain Al Ikhlash.

B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode interpretative yaitu menginterpretasikan data mengenai gejala / fenomena yang diteliti di Kelompok Bermain Al Ikhlash.

C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 
1. Observasi
Yaitu untuk melihat fenomena yang unik/menarik di kelompok Bermain Al Ikhlash. 
2. Wawancara 
Yaitu untuk menggali informasi lebih mendalam mengenai fokus penelitian.
3. Dokumentasi
yaitu untuk mengumpulkan bukti-bukti dan penjelasan yang lebih luas mengenai fokus penelitian.








BAB IV
ANALISA DATA

1. Tabulasi Data 
Untuk memudahkan analisis data, maka data hasil penelitian di buat tabulasi sebagai berikut : 
OBSERVASI WAWANCARA DENGAN GURU WAWANCARA DENGAN PEMIMPIN DOKUMENTASI
Pada kegiatan pembukaan, anak bersama – sama guru melaksanakan kegiatan rutinitas keagamaan. Anak memulai kegiatan dengan doa bersama, hafalan doa sehari – hari, surat – surat pendek, dan mengaji. Kurikulum Kelompok Bermain/Play Group Al Ikhlash disusun  dengan mengusung nilai-nilai Islami sebagai dasar untuk membangun karakter peserta didik. Dalam kegiatan rencana anak – anak sudah tercatat dalam kegiatan harian.
Di dalam kelas tidak ada wali murid yang menunggu anak – anak. Karena Kebiasaan tidak bergantung pada orang lain,  
Terbiasa mengambil keputusan secara mandiri,   Merencanakan, memilih, memiliki inisiatif untuk belajar atau melakukan sesuatu tanpa harus dibantu atau dengan bantuan seperlunya
Tujuannya untuk memiliki perilaku yang mencerminkan kemandirian pada anak dan ini merupakan produk unggulan kami. Dilakukan pemotretan pada saat anak kegiatan di dalam kelas.
Anak – anak duduk di bangkunya masing - masing sesuai kelompoknya sambil melihat guru menjelaskan tentang pakaian.




bertujuan untuk mengenalkan bahan yang ada di lingkungan anak, guru juga bisa membuat pembelajaran semakin menarik dengan cara menambah pewarna pada pelepah pisang kemudian dicetak pada kertas atau buku gambar. Kegiatan mencetak menggunakan bahan alam ini dapat meningkatkan perkembangan motorik halus anak Dalam kegiatan rencana anak – anak sudah tercatat dalam kegiatan harian.
Di dalam ruangan juga terdapat beberapa pajangan dan mainan. Berdasar pemikirannya agar anak mampu mengembangakan motorik halus dan mengembangkan potensi dalam diri anak melalui kegiatan bermain yang dipilihnya. Kegiatan pembelajaran sesuai dengan keinginan anak apabila anak mempunyai sebuah keinginan, pendidik dalam mengembangkan pengembangan motorik halus pada anak lebih mudah terserap oleh anak – anak. Dilakukan pemotretan pada saat anak kegiatan di dalam kelas.
Bermain bebas Di waktu istirahat di lembaga kami ank terbiasa bermain bebas baik dalam ruangan maupun luar ruangan, untuk pengembangan berbagai aspek sesuai perkembangan anak usia dini. Dengan bermain sambil belajar menjadikan anak di sana belajar banyak hal. foto


2. Analisis Kritis
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan mencetak yang dipimpin oleh pendidik dengan metode praktek langsung merupakan suatu kegiatan yang bermaksud mengembangkan kemampuan kreatifitas seni anak.
Pengembangan kemampuan kreatifitas seni anak di KB Al Ikhlash yaitu kegiatan Mencetak Gambar dengan pelepah pisang. Menurut Utami Munandar (1987:46-47) menyatakan pula bahwa pengembangan kreativitas dalam sistem pendidikan penting dikembangkan. Mengekspresikan diri melalui teknik mencetak merupakan permainan menciptakan kreasi untuk memperoleh rasa kepuasan, memahami keindahan, dan melatih imajinasi.
Pemahaman tentang pengetahuan keterampilan mencetak merupakan hal yang sangat penting bagi seorang guru, terutama guru Kelompok Bermain, karena proses kegiatan mencetak bagi anak merupakan kegiatan bermain dan berkreasi.
Secara umum, KB Al Ikhlash telah mempunyai kegiatan-kegiatan yang baik dan terarah. Kegiatan-kegiatan tersebut telah di susun dalam RKH dan sejalan dengan teori-teori dalam bidang pengembangan seni dan kreatifitas hidup sehingga kemungkinan untuk dapat mencapai hasil yang diharapkan sangat besar yaitu meningkatkan kreatifitas seni dalam kehidupan sehari-hari.

















BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.      Kesimpulan
Dari pengolahan data dan analisis data dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
a. KB Al Ikhlash mengembangkan program seni untuk meningkatkan dan mengembangkan kreatifitas anak. Alasan dari pengembangan seni mencetak dengan pelepah pisang adalah agar pendidik KB meningkatkan kreatifitasnya dan memahami lingkungan sekitar.
b. Pengembangan seni dapat di capai melalui kemampuan seni mencetak dengan pelepah pisang, sehingga seni mencetak dapat bermanfaat bagi perkembangan anak.
c. Lingkungan untuk mencetak di KB Al.Ikhlash di siapkan sedemikian rupa sehingga dapat mendukung pencapaian seni mencetak

B.       Saran-saran
a.    Dalam mengembangkan kemampuan seni mencetak dengan pelepah pisang harus menyajikan sarana yang merangsang anak untuk melakukan kegiatan seni mencetak.
b.  Pengembangan kemampuan seni mencetak harus benar-benar disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak dilakukan secara terpadu dengan kegiatan pengembangan-pengembangan lainnya.









DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, Elizabeth B. 1978. Child Development. London: MacGraw Hill. Inc.

Munandar, Utami. 1987. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak.
Jakarta: Gramedia.

PERMENDIKNAS No. 58 Tahun 2009, Tentang Standar Pendidikan Anak                                               Usia Dini

Soegiarty, Tity. 1989. Pengetahuan Dasar Mencetak Sederhana.
Jurusan  Pendidikan  Seni  Rupa. Fakultas  Pendidikan  Bahasa  dan  Seni.  Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Hajar Pamadhi, dkk. (2012). Seni Keterampilan Anak. Universitas Terbuka : Jakarta. 

Winda Gunarti, dkk (2012). Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini. Universitas Terbuka : Jakarta. 

Siti. Aisyiyah, dkk (2007). Pengembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini. Universitas Terbuka : Jakarta. 

TIM PG PAU, Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini. Universitas Terbuka : Jakarta. 





OBSERVASI KEGIATAN PENGEMBANGAN
DI KELOMPOK BERMAIN

Nama Lembaga : KB Al - Ikhlash Lumajang
Tanggal : Senin, 16 Oktober 2017 
Usia : 2 – 4 Tahun 

No Hal-hal unik/menarik yang ditemukan dalam : Data Keterangan / Uraian Pertanyaan
Ya Tidak
1 Model Pengembangan Kegiatan Dengan Sistem Kelompok 
2 Penataan Ruangan Di dinding kelas banyak terpajang gambar-gambar dan hasil karya anak 
3 Kegiatan yang dilakukan anak Anak mewarnai gambar yang telah disediakan dengan menggunakan krayon 
4 Alat peraga edukatif (APE) yang digunakan Kertas bergambar, krayon
5 Pengaturan Pengelompokan anak Pembukaan, inti yaitu anak dibentuk menjadi 4 atau 5 kelompok, istirahat, penutup / do’a
6 Cara pendidik memimpin kegiatan Mendemonstrasikan memberikan contoh dan memberi kesempatan anak untuk mencoba dan mengikuti kegiatan.
7 Persiapan RKH Sesuai dengan tema dan sub tema 
8 Administrasi guru RKM, RKH, Absen Anak, Alat Penilaian, Program semester, buku induk 
9 Fasilitas yang ada APE Luar dan APE Dalam Meja kursi guru dan anak, hiasan dinding, gambar-gambar, balok, puzzle alat bermain di dalam, dan alat di luar ruangan (Jungkitan, ayunan, bola dunia, dan perangkap macan). 
10 Pemberian makanan sesuai kebutuhan Setiap hari anak membawa bekal sendiri dan 2 minggu sekali dari sekolah. 



















INSTRUMEN WAWANCARA
WAWANCARA DENGAN GURU

1. Usia berapa saja anak-anak berada dalam kelompok bermain yang ibu asuh ?
Jawab :
Usia anak di KB Al - Ikhlash Lumajang ini mulai dari usia  2 – 4 tahun
2. Apa keistimewaan program kelompok bermain yang ibu asuh dibandingkan dengan kelompok bermain lainnya ?
Jawab :
KB Al - Ikhlash Lumajang ini mengutaman program pembentukan perilaku anak dengan do’a-do’a, mengenal huruf dan angka berpedoman bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain. 
3. Bagaimana cara penyusunan Rencana Kegiatan untuk anak didik yang ibu asuh ? 
Jawab :
Menyusun RKH disusun oleh guru kelompok bermain. 
4. Ada berapa jumlah anak didik dikelompok bermain yang ibu asuh ? 
Jawab :
Jumlah anak didik ada 27 anak 
5. Refrensi apa yang ibu ambil guna penyusunan rencana kegaitan anak ? 
Jawab :
Buku-buku lain yang digunakan pembelajaran ada di perpustakaan guru, jadi kapan pun guru bisa membacanya dan menerapkannya kepada murid. 
6. Manfaat apa saja yang ibu dapat dari refrensi tersebut ? 
Jawab :
Menambah pengetahuan yang berkaitan dengan pendidikan di KB sehingga bisa mengembangkan pembelajaran yang lebih bervariatif dan kreatif. 

INSTRUMEN WAWANCARA
WAWANCARA DENGAN PIMPINAN

1. Apa Visi/Misi/Tujuan dari Kelompok bermain dalam konteks pendidikan anak?
Jawab :
VISI : Terwujudnya anak usia dini yang sehat, cerdas, ceria dan berakhlakul karima.  
MISI : Menciptakan anak usia dini yang sehat, cerdas dan ceria. 
Menerapkan pembelajaran yang berprinsip pada “Belajar sambil bermain”
Menyiapkan anak sedini mungkin dalam memasuki TK.  
2. Untuk mencapai Visi/Misi/Tujuan tersebut, program apa saja yang ibu lakukan ? 
Jawab :
Dengan cara mengembangkan kemampuan guru dengan lebih maksimal dengan cara mengikuti diklat, pelatihan yang diadakan untuk guru KB. 
3. Siapa yang merancang program tersebut ? 
Jawab :
- Kepala Sekolah
- Guru dan dibantu
- Komite Sekolah kemudian kami menggunakan metode sendiri 
4. Ada berapa jumlah tendik di KB Al - Ikhlash Lumajang ini ? 
Jawab :
- Tenaga pendidik berjumlah 2 orang y
5. Model pembelajaran apa yang digunakan di dalam kelompok bermain ini ?
 Jawab :
Kami menggunakan model pembelajaran kelompok 
6. Apa kelebihan dan kekurangan dari metode tersebut ?
Jawab :
Kelebihannya : Anak dapat mandiri, agar anak belajar berbagi dan mandiri, anak dapat mempergunakan dan memanfaatkan media permainan semaksimal mungkin. 
Kekurangannya : Ruanga sempit, halaman sempit, dekat dengan jalan raya, jumlah anak didik tidak sesuai dengan tenaga pendidik. 

DOKUMENTASI

Anak bermain di halaman dan di dalam kelas pada saat istirahat

















Pembelajaran ketika di dalam kelas yaitu pendidik mengenalkan macam – macam pakaian






















Pendidik bersama anak – anak sedang berdoa setelah belajar dan sebelum pulang




















Anak berbaris antri pada saat pulang dan bersalaman dengan guru















Beberapa pajangan dinding dan peralatan lainnya





























FOTO KEGIATAN ANAK SEDANG MENCETAK DENGAN PELEPAH PISANG






















    Blogger news

    Blogroll

    Pages

    About